Xiao Qian, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, menerbitkan sebuah artikel di media Indonesia:Ekonomi Tiongkok Membaik, Prospek Cerah bagi Kerja Sama Bilateral

2021-05-12 18:00

Pada tanggal 11 Mei 2021, Bapak Xiao Qian, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, menerbitkan sebuah artikel berjudul Ekonomi Tiongkok Membaik, Prospek Cerah bagi Kerja Sama Bilateral di surat kabar Media Indonesia dengan menperkenalkan ekonomi Tiongkok terus mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat dan masyarakat internasional menaruh kepercayaan penuh terhadap prospek pembangunan ekonomi Tiongkok. Dubes Xiao menekankan bahwa Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk berbagi keuntungan dari pertumbuhan ekonomi, demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kemajuan kedua negara. Teks lengkapnya adalah sebagai berikut:

Menghadapi pandemi dan resesi global yang mengguncang sejak tahun lalu, Tiongkok telah mengoordinasikan langkah penanganan pandemi dan pembangunan ekonomi sosial. Berkat upaya ini, ekonomi Tiongkok telah kembali bangkit, menjadikan Tiongkok satu-satunya ekonomi utama dunia yang berhasil merealisasikan pertumbuhan positif. Ekonomi Tiongkok sepanjang tahun ini juga terus mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.

1. Ekonomi bertumbuh relatif pesat

Pada kuartal-I 2021, PDB Tiongkok mencapai 24,93 triliun yuan (sekitar Rp 54.900 triliun), naik 18,3 persen dibandingkan kuartal-I 2020, dan naik 0,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini 10,3 persen lebih tinggi dibanding pencapaian kuartal-I 2019, sehingga ekonomi Tiongkok rata-rata bertumbuh sebesar 5,15 persen dalam dua tahun terakhir.

2. Situasi ketenagakerjaan stabil

Penyerapan tenaga kerja di Tiongkok terus meningkat. Jumlah lapangan kerja baru bagi warga perkotaan sepanjang kuartal-I 2021 sebesar 2,97 juta, telah merealisasikan 27 persen target tahunan. Sementara itu, tingkat pengangguran perkotaan pada kuartal-I rata-rata sebesar 5,4 persen, turun 0,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

3. Produksi dan penjualan industri melesat

Nilai tambah industri nasional Tiongkok pada kuartal-I 2021 meningkat 24,5 persen secara year-on-year (YoY), atau naik 2,01 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Pemanfaatan kapasitas industri juga mencetak rekor tertinggi per kuartal-I sejak 2013.

4. Katalis baru ekonomi mengalami booming

Sektor industri manufaktur teknologi tinggi pada kuartal-I 2021 bertumbuh 31,2 persen YoY, sedangkan industri manufaktur peralatan naik 39,9 persen YoY. Produksi produk pintar rendah karbon juga mengalami pertumbuhan signifikan. Produksi mobil energi baru naik 310 persen YoY, sedangkan produksi robot industri naik 110 persen YoY. Selain itu, berbagai gaya hidup baru juga mengalami pertumbuhan luar biasa, termasuk live commerce, terapi online, dan kerja jarak jauh.

5. Animo pasar tetap bergairah

Jumlah pelaku pasar di seluruh Tiongkok pada kuartal-I 2021 bertambah 2,79 juta, melonjak 86 persen secara YoY. Di samping itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) sektor manufaktur pada Maret 2021 mencapai 51,9 persen, naik 1,3 basis poin dibanding bulan sebelumnya, sedangkan indeks aktivitas bisnis non-manufaktur mencapai 56,3 persen, naik 4,9 persen dibanding Februari.

6. Konsumsi berangsur pulih

Pengeluaran konsumsi per kapita penduduk di Tiongkok pada kuartal-I 2021 mengalami peningkatan riil sebesar 17,6 persen YoY, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,4 persen dalam dua tahun terakhir. Volume penjualan ritel barang konsumsi mengalami kenaikan 33,9 persen YoY, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2 persen dalam dua tahun terakhir.

Walaupun demikian, situasi pandemi global dan ekonomi dunia saat ini masih dirundung risiko ketidakpastian dan ketidakstabilan, sehingga pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap menghadapi banyak tantangan. Karena itu, Tiongkok akan memperkuat ritme pengendalian makro dan mempercepat pemberian vaksinasi Covid-19 secara gratis. Tiongkok juga akan memperkuat kebijakan yang memprioritaskan penyerapan tenaga kerja serta menjamin ketersediaan pekerjaan, khususnya bagi pekerja migran dan lulusan universitas.

Di samping itu, Tiongkok akan mengambil kebijakan yang lebih adil dan inklusif untuk meningkatkan dukungan bagi pelaku pasar, serta akan mengoptimalkan kebijakan pengurangan pajak bagi sektor UMKM. Tiongkok juga akan terus meningkatkan iklim konsumsi serta mendorong integrasi digital pada berbagai aktivitas konsumsi. Tiongkok juga menggenjot pembangunan infrastruktur baru, pembangunan urbanisasi baru, serta proyek vital bidang transportasi dan konservasi air. Dalam hal pelestarian lingkungan, Tiongkok berkomitmen mewujudkan pengurangan dan netralitas emisi karbon; memperkuat upaya pencegahan polusi dan perbaikan ekologi; serta meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya secara menyeluruh.

Masyarakat internasional menaruh kepercayaan penuh terhadap prospek pembangunan ekonomi Tiongkok. Bank Dunia dan IMF baru-baru ini menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2021 masing-masing menjadi 8,1 persen dan 8,4 persen. OECD memperkirakan Tiongkok akan menyumbang lebih dari sepertiga pertumbuhan ekonomi global 2021.

Tiongkok dan Indonesia adalah mitra ekonomi perdagangan yang penting. Perekonomian kedua negara bersifat saling melengkapi, dengan rantai industri dan pasokan yang saling terintegrasi secara mendalam. Peningkatan ekonomi Tiongkok yang berkesinambungan berperan positif bagi peningkatan kerja sama ekonomi perdagangan antara kedua negara. Volume perdagangan bilateral pada tahun 2020 mencapai US$ 78,37 miliar, dengan impor Tiongkok dari Indonesia meningkat 10,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa perdagangan kedua negara semakin seimbang. Selain itu, investasi langsung Tiongkok di Indonesia telah mencapai US$2 miliar, meningkat 86,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Kerja sama ekonomi perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia telah memberi kontribusi positif untuk mengatasi dampak pandemi terhadap perekonomian masing-masing negara.

Kedua negara saat ini sama-sama berada pada fase kritis pembangunan nasional. Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk memperkuat kerja sama penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi, juga berbagi keuntungan dari pertumbuhan ekonomi, demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kemajuan kedua negara.