Pemeriksaan Realita Atas Tuduhan AS Terhadap Tiongkok pada COVID-19

2020-05-29 12:00

2020.05.09

BEIJING, 9 Mei (Xinhua) - Baru-baru ini, beberapa politisi dan media masa AS telah mengarang tuduhan dan kebohongan yang tidak masuk akal untuk memindahkan kesalahan ke Tiongkok karena langkah mereka yang kurang cakap terhadap COVID-19.

Namun, seperti yang dikatakan Abraham Lincoln, "Anda dapat membodohi semua orang pada suatu waktu, dan beberapa orang sepanjang waktu, tetapi Anda tidak dapat membodohi semua orang sepanjang waktu".

Kebohongan akan menguap dalam terangnya kebenaran. Sudah saatnya membiarkan fakta berbicara sendiri. Di masa depan, kami akan terus mengungkapkan kebenaran kepada dunia setiap kali kebohongan baru muncul.

1. Tuduhan: COVID-19 adalah "virus Tiongkok" atau "virus Wuhan".

Faktanya: WHO telah menjelaskan bahwa penamaan suatu penyakit tidak boleh dikaitkan dengan negara atau tempat tertentu.

◆ Mengambil pelajaran tentang penamaan penyakit menular di masa lalu, terutama dampak negatif sangat besar yang disebabkan oleh penamaan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) pada tahun 2012, WHO, bekerja sama dengan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan dan Makanan dan Pertanian Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengidentifikasi Praktik Terbaik dalam Penamaan Penyakit Menular Manusia Baru pada 8 Mei 2015. Menurut pedoman ini, penamaan penyakit harus menghindari lokasi geografis, nama orang, kelas hewan atau makanan, budaya, populasi , referensi industri atau pekerjaan (misalnya legion) dan istilah yang memicu rasa takut yang tidak semestinya.

https://www.who.int/topics/infectious diseases/naming-new-diseases/en/

◆ Pada 11 Februari 2020, WHO, berdasarkan Praktik Terbaik 2015 untuk Penamaan Penyakit Menular Manusia Baru serta praktik kesehatan masyarakat internasional, secara resmi menamai pneumonia yang disebabkan oleh novel coronavirus Coronavirus Disease 2019(COVID-19).

https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200211-sitrep-22-ncov.pdf?sfvrsn=fb6d49b1_2

◆ April lalu, jurnal ilmiah Inggris Nature, menerbitkan tiga editorial, yang isinya permintaan maaf karena telah menghubungkan COVID-19 dengan Wuhan dan Tiongkok. Hal ini menyerukan penghentian segera stigma terhadap coronavirus dan tindakan tidak bertanggung jawab yang mengaitkan virus dengan tempat tertentu.

https://www.nature.com/articles/d41586-020-01009-0

◆ The New York Times, American Broadcasting Company (ABC), British Broadcasting Corporation (BBC) dan media arus utama lainnya di Barat semuanya melaporkan bahwa adanya hubungan yang salah antara komunitas Asia dengan COVID-19 sehingga memicu xenofobia (rasisme) yang serius dan sering terjadi diskriminasi dan pelecehan terhadap komunitas-komunitas ini di AS.

2. Tuduhan: Wuhan adalah sumber virus.

Faktanya: Menjadi yang pertama dalam melaporkan virus tidak menjadikan Wuhan sebagai sumber. Faktanya, asal usul virus masih belum teridentifikasi. Penelusuran sumber adalah hal ilmiah serius, yang harus didasarkan pada sains dan harus dipelajari oleh para ilmuwan dan pakar medis.

◆ Secara historis, tempat yang pertama kali melaporkan virus seringkali bukanlah asalnya. Sebagai contoh, infeksi HIV pertama kali dilaporkan oleh AS, namun mungkin juga bahwa virus tersebut tidak berasal dari AS. Dan semakin banyak temuan yang membuktikan bahwa Flu Spanyol tidak berasal dari Spanyol.

◆ Penelusuran sumber adalah masalah ilmiah. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah wabah serupa terulang kembali dan menyebabkan kerusakan pada masyarakat manusia. Saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia sedang mencari sumber virus dan telah memberikan banyak pandangan akademis tentang virus itu. Ilmuwan Tiongkok juga dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian untuk memberikan dasar ilmiah dalam mengidentifikasi asal pada awal munculnya virus dengan langkah-langkah yang terukur.

◆ Pada 24 Januari, The Lancet, sebuah jurnal medis resmi Inggris, menerbitkan sebuah artikel yang ditulis bersama oleh Cao Bin, Direktur Departemen Kedokteran Paru-Paru dan Perawatan Kritis Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok-Jepang, Huang Chaolin, Wakil Presiden dan Kepala Dokter dari Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, Profesor Li Xingwang, seorang ahli dengan Pusat Penelitian dan Klinis Penyakit Menular Rumah Sakit Ditan Beijing, Profesor Ren Lili, seorang ahli di Institut Biologi Patogen dari Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok, Zhao Jianping, Direktur Departemen Pengobatan Pernafasan Rumah Sakit Wuhan Tongji, dll.

Artikel ini mengulas dan menganalisis 41 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi pertama yang dirawat di rumah sakit kota Wuhan antara tanggal 16 Desember 2019 dan 2 Januari 2020. Ditemukan bahwa 27 dari 41 pasien terpapar pada pasar makanan laut Huanan, sementara 14 lainnya tidak. Tanggal timbulnya gejala dari pasien pertama yang diidentifikasi adalah 1 Desember 2019. Tidak ada anggota keluarganya yang mengalami demam atau gejala pernapasan. Pasien ini tidak memiliki eksposur ke pasar makanan laut Huanan. Tidak ada hubungan epidemiologis yang ditemukan antara dia dan kasus selanjutnya.

◆ Virus adalah musuh umum umat manusia, yang dapat muncul kapan saja dan di mana saja. Wabah bersifat alami, bukan buatan manusia. Tempat Asal usul virus atau wabah adalah korban, bukan pelakunya. Tidak adil dan tidak dapat diterima untuk menyalahkan atau meminta pertanggungjawabannya.

◆ Pada tanggal 1 Mei, Dr. Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan bahwa sains perlu menjadi pusat eksplorasi sumber virus dan mereka ingin melihat ilmuwan di pusat tersebut. Dia juga menyatakan bahwa WHO belum menerima data atau bukti spesifik dari Pemerintah AS terkait dengan asal virus tersebut.

https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/transcripts/who-audio-emergencies-coronavirus-press-conference-04may2020.pdf?sfvrsn=3ef4c516_4

◆ Michael Melham, Walikota Belleville dari New Jersey, mengatakan bahwa ia telah dites positif untuk antibodi virus corona, dan berpikir ia mungkin sakit dengan virus itu pada November 2019. Itu lebih dari dua bulan sebelum kasus pertama yang dilaporkan di AS pada 20 Januari 2020.

https://news.cgtn.com/news/3149444e79514464776c6d636a4e6e62684a4856/index.html

◆ Pada tanggal 6 Mei, USA Today melaporkan bahwa 171 orang di Florida menunjukkan gejala COVID-19 pada awal Januari 2020, dan tidak ada yang memiliki pengalaman perjalanan ke Tiongkok. Itu beberapa bulan sebelum pejabat mengumumkan terjangkitnya kota Florida.

https://www.usatoday.com/story/news/nation/2020/05/05/patients-florida-had-symacter-covid-19-early-january/3083949001/

◆ Pada 3 Mei, International Journal of Americrobial Agents menerbitkan sebuah artikel berjudul "SARS-COV-2 sudah menyebar di Prancis pada akhir Desember 2019". Menurut artikel tersebut, para peneliti meninjau rekam medis dari 14 pasien ICU terpilih yang dirawat karena penyakit mirip influenza antara 2 Desember 2019 dan 16 Januari 2020, dan melakukan retrospektif COVID-19 transkripsi-polimerase rantai reaksi (RT-PCR) pada pasien antara 6 dan 9 April 2020. Ditemukan bahwa satu sampel positif yang diambil dari seorang pria berusia 42 tahun. Tidak adanya hubungan dengan Tiongkok dan kurangnya perjalanan terakhir ke luar negeri menunjukkan bahwa penyakit ini sudah menyebar di antara populasi Prancis pada akhir Desember 2019.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0924857920301643

3. Tuduhan: Virus ini dibuat oleh Institut Virologi Wuhan.

Faktanya: Semua bukti yang ada menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 adalah alami, bukan buatan manusia.

◆ Pada tanggal 30 Januari, jurnal medis Inggris yang bergengsi, The Lancet, menerbitkan sebuah artikel tentang COVID-19 oleh tim peneliti termasuk CDC Tiongkok , yang menganggap itu adalah virus corona baru yang menginfeksi manusia, berdasarkan analisis filogenetik dari sepuluh urutan genom 2019-nCoV dari sembilan pasien yang dikonfirmasi di Wuhan. Artikel tersebut menunjukkan bahwa dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV, 2019-nCoV lebih terkait erat dengan dua coronavirus yang mirip dengan sindrom pernapasan akut (SARS) yang mirip kelelawar. Analisis menunjukkan bahwa kelelawar mungkin merupakan inang asli virus ini.

https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30251-8/fulltext

◆ Pada tanggal 19 Februari, The Lancet menerbitkan pernyataan bersama oleh 27 pakar medis terkemuka dari delapan negara, yang menunjukkan bahwa para ilmuwan dari berbagai negara telah menerbitkan dan menganalisis genom SARS-CoV-2, dan mereka menyimpulkan bahwa coronavirus ini berasal dari satwa liar seperti banyak patogen baru yang lain.

https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30418-9/fulltext

◆ Pada 17 Maret, lima cendekiawan terkemuka dari AS, Inggris dan Australia menerbitkan artikel dalam jurnal Nature Medicine bahwa tidak ada bukti menunjukkan SARS-CoV-2 merupakan buatan laboratorium atau dimanipulasi secara sengaja.

https://www.nature.com/articles/s41591-020-0820-9

◆ Dalam artikel blognya yang diposting pada tanggal 26 Maret, Francis Collins, Direktur Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), menunjukkan bahwa corona virus baru ini muncul secara alami. Para peneliti menemukan bahwa virus itu tidak mungkin merupakan buatan manusia karena tidak memiliki struktur utama dari coronavirus yang sebelumnya telah dikenal. Sebaliknya, itu mungkin berevolusi dari coronavirus kelelawar dan virus lain yang ditularkan oleh trenggiling. Oleh karena itu, virus ini bukan produk yang sengaja dimanipulasi dari laboratorium.

https://directorsblog.nih.gov/2020/03/26/genomic-research-points-to-natural-origin-of-covid-19/

◆ Fadela Chaib juru bicara WHO, menyatakan dalam jumpa pers pada 21 April bahwa semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus corona baru berasal hewan dan tidak dimanipulasi atau dibuat di laboratorium atau tempat lain. Virus ini kemungkinan besar memiliki reservoir ekologis pada kelelawar, tetapi bagaimana cara virus pindah dari kelelawar ke manusia masih harus dilihat dan ditemukan.

https://edition.cnn.com/us/live-news/us-coronavirus-update-04-21-20/h_802e1e857336975e196e3c25c647b02e

◆ Pada tanggal 30 April, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengeluarkan pernyataan di situs resminya menjelaskan bahwa komunitas intelijen AS setuju dengan konsensus luas komunitas ilmiah bahwa virus COVID-19 tidak dibuat oleh manusia atau dimodifikasi secara genetis.

https://www.odni.gov/index.php/newsroom/press-releases/item/2112-intelligence-community-statement-on-origins-of-covid-19

◆ Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael Ryan mengatakan pada 1 Mei bahwa banyak ilmuwan telah mempelajari urutan genom virus ini dan berkeyakinan bahwa virus ini berasal dari alam.

https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/transcripts/who-audio-emergencies-coronavirus-press-conference-01may2020.pdf?sfvrsn=b8091a87_2

◆ Perwakilan WHO di Tiongkok Dr. Gauden Galea, mengatakan pada 5 Mei bahwa semua bukti yang ada sejauh ini menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari hewan alami dan bukan virus yang dimanipulasi atau dikonstruksi. Banyak peneliti telah mempelajari kerakteristik genom virus dan telah menemukan bukti yang tidak mendukung klaim bahwa virus berasal dari laboratorium.

https://www.who.int/Tiongkok/zh/news/detail/06-05-2020-covid-19-qa-with-dr-galea

◆ Koran mingguan Prancis, Valeur Actuelle, mengutip informasi dari otoritas intelijen negara tersebut untuk menyatakan keyakinan bahwa coronavirus baru itu bukan kebocoran dari lab P4 di Wuhan.

4. Tuduhan: COVID-19 disebabkan oleh kebocoran tidak disengaja dari Institut Virologi Wuhan (WIV).

Faktanya: Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan (Laboratorium P4 Wuhan) di WIV adalah program kerja sama pemerintah antara Tiongkok dan Prancis. Lembaga tidak memiliki kemampuan untuk merancang atau mensintesis virus corona baru, dan tidak ada bukti adanya kebocoran patogen atau infeksi staf di Institut.

◆ Laboratorium P4 Wuhan adalah program kerja sama pemerintah antara Tiongkok dan Prancis, secara ketat mengikuti standar internasional mulai dari desain, konstruksi hingga manajemennya dan memiliki fasilitas dan tindakan perlindungan yang ketat. Semua staf lab harus lulus tes yang relevan untuk mendapatkan kualifikasi, dan kelompok pertama staf eksperimental telah menerima pelatihan di laboratorium P4 lainnya di Perancis dan Amerika. Fasilitas dan peralatan lab harus diperiksa setiap tahun oleh agen pihak ketiga yang diakui oleh pemerintah, dan dapat terus beroperasi hanya setelah lulus inspeksi tahunan.

◆ WIV berkomitmen untuk berbagi informasi penelitian secara tepat waktu dan terbuka melalui berbagi data, menerbitkan makalah, menghadiri seminar dan konferensi, dan mempromosikan ilmu pengetahuan kepada kalangan masyarakat umum. Selama setahun terakhir, Institut ini telah menerima kunjungan oleh lebih dari 70 peneliti dan cendekiawan dari berbagian penjuru dunia. Sebagai salah satu dari puluhan laboratorium P4 di dunia, Institut ini mengejar visi pembangunan global, menjunjung tinggi prinsip-prinsip keterbukaan dan transparansi bagi semua pihak, dan mempromosikan pertukaran dan kerja sama dengan semua negara secara aktif dan pragmatis. "2019 Novel Coronavirus Resource (2019nCoVR)", sebuah platform berbagi informasi WIV, sejauh ini telah mencatat lebih dari 600 ribu kunjungan dan 21 juta unduhan.

◆ Operasi Laboratorium P4 Wuhan selama ini aman dan stabil. Belum ada SARS-CoV-2 di laboratorium sampai 30 Desember 2019 ketika spesimen pasien COVID-19 pertama dikirim ke sana untuk pengujian tiga hari setelah pemerintah daerah menerima laporan pertama virus. Sejauh ini, tidak ada seorang pun di WIV yang terinfeksi COVID-19.

◆ Seorang pejabat di kantor Presiden Prancis mengatakan pada pertengahan April bahwa "sejauh ini tidak ada bukti faktual yang menghubungkan asal-usul COVID-19 dan laboratorium P4 di Wuhan, Tiongkok."

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-france-lab-idUSKBN21Z2ME

◆ Menurut sebuah artikel baru-baru ini yang diposting oleh NPR pada situs webnya, banyak peneliti virus terkemuka AS telah menyimpulkan bahwa hampir tidak ada kemungkinan bahwa corona virus baru dirilis sebagai akibat dari kecelakaan laboratorium di Tiongkok atau di tempat lain berdasarkan studi mereka. Sebaliknya, mereka percaya bahwa virus corona baru ini menyebar ke manusia dengan cara yang sama dengan virus corona lainnya.

https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2020/04/23/841729646/virus-researchers-cast-doubt-on-theory-of-coronavirus-lab-accident

◆ Peter Daszak, Presiden Aliansi EcoHealth AS dan pakar virus yang telah bekerja dengan WIV selama 15 tahun terakhir, mengatakan selama wawancara dengan CNN pada 26 April bahwa Laboratorium P4 Wuhan tidak memiliki virus yang menyebabkan virus COVID-19, dan yang ditemukan sekarang adalah kemiripannya, bukan virus yang sama. Jadi tidak ada kemungkinan jika virus itu berasal dari lab.

https://edition.cnn.com/videos/tv/2020/04/26/exp-gps-0426-daszak-int.cnn

◆ Anthony Fauci, direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan National Geographic yang diterbitkan pada 4 Mei bahwa bukti terbaik menunjukkan virus itu tidak dibuat di laboratorium di Tiongkok. Jika Anda melihat evolusi virus pada kelelawar dan apa yang ada di luar sana sekarang, virus itu tidak mungkin dimanipulasi secara artifisial atau sengaja. Virus ini berevolusi di alam dan kemudian lintas spesies. Berdasarkan bukti ilmiah, ia tidak menerima teori bahwa seseorang menemukan virus corona di alam liar, membawanya ke laboratorium, dan kemudian secara tidak sengaja membocorkannya dari lab.

https://www.nationalgeographic.com/science/2020/05/anthony-fauci-no-scientific-evidence-the-coronavirus-was-made-in-a-chinese-lab-cvd/?cmpid=org=ngp :: mc = social :: src = twitter :: cmp = editorial :: add = tw20200504science-faucicoronavirus :: rid = & sf233573268 = 1 # close

◆ Menurut The Independent, Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada 6 Mei bahwa pemerintah Inggris belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa virus corona baru itu adalah buatan manusia. Dia menambahkan bahwa "kami belum melihat bukti adanya hubungan (antara virus dan laboratorium yang meneliti virus di Wuhan)."

https://www.sky.com/new-search/ask-the-health-secretary-06-05-20-ccc49a95-e2ca-47af-ad14-aa31d75ab92b?q=Matt%20Hancock

◆ National Institutes of Health (NIH) AS mengumumkan pada 24 April bahwa mereka akan menghentikan studi bersama tentang transmisi virus kelelawar ke manusia antara agensi nirlaba EcoHealth Alliance dan WIV, dan menarik semua pendanaan di masa depan. NIH membuat keputusan ini hanya tujuh hari setelah Presiden Trump menuntut diakhirinya hibah kepada WIV selama konferensi pers 17 April, berdasarkan dugaan bahwa "virus bocor dari lab". Keputusan ini telah banyak dipertanyakan dan dikritik oleh komunitas sains AS. Gerald Keusch, wakil kepala Laboratorium Penyakit Menular Nasional Berkembang di Universitas Boston, menyebutnya "preseden yang mengerikan" dan "hal terburuk yang dapat ditimbulkan oleh campur tangan politik", sementara Dennis Carroll, ketua Global Virome Project, menggambarkannya sebagai upaya pemerintah Trump untuk "menyerang ilmu yang benar-benar kritis demi keuntungan politik yang murah".

5. Dugaan: Tiongkok bisa saja mengendalikan virus di Wuhan sejak awal, tetapi memungkinkan banyak warga negaranya untuk terbang ke Milan, New York dan tempat-tempat lain, menyebarkan virus ke seluruh dunia.

Pemeriksaan Realita: Tiongkok mengambil langkah-langkah paling ketat dalam waktu sesingkat mungkin, dan mengendalikan epidemi di dalam Wuhan. Statistik menunjukkan bahwa sangat sedikit kasus yang diekspor dari Tiongkok.

◆ Pemerintah Tiongkok mengambil langkah-langkah yang paling komprehensif, ketat, dan teliti secara tepat waktu, dan secara efektif memutus rantai penularan. Menurut laporan Science, berkat langkah-langkah ini, jumlah infeksi di Tiongkok berkurang lebih dari 700.000.

◆ Tiongkok menempatkan Wuhan di bawah penguncian sementara pada 23 Januari, yang berarti bahwa tidak ada penerbangan komersial keluar atau layanan kereta api dari 24 Januari hingga 8 April. Jadi tidak mungkin bagi penduduk Wuhan untuk bepergian ke luar negeri selama periode waktu ini.

◆ Ketika Wuhan ditutup pada 23 Januari, hanya satu kasus yang dikonfirmasi secara publik di AS. Ketika AS menutup perbatasannya pada 2 Februari untuk semua warga negara Tiongkok dan orang asing yang telah pergi ke Tiongkok dalam 14 hari sebelumnya, hanya ada delapan kasus yang dikonfirmasi di AS menurut data resmi. Ketika AS mengumumkan keadaan darurat nasional pada 13 Maret, jumlah kasus yang dikonfirmasi adalah 1.896. Ketika Tiongkok mencabut kuncian di Wuhan pada 8 April, jumlah kasus yang dikonfirmasi di AS naik menjadi 400.000. Saat ini, kasus yang dikonfirmasi di AS telah melebihi 1,2 juta, dengan lebih dari 70.000 kematian sejauh ini. Menengok ke belakang, dalam waktu kurang dari 100 hari jumlah kasus yang diterbitkan oleh AS telah berkisar dari 1 orang menjadi 1 juta orang.

◆ Gubernur New York Andrew Cuomo menunjuk sebuah penelitian oleh Universitas Northeastern yang menunjukkan bahwa jenis virus corona baru yang memasuki negaranya bukan berasal dari Tiongkok. The New York Times mengutip penelitian AS bahwa sebagian besar kasus coronavirus New York tidak berasal dari Asia.

◆ Data dari provinsi utama Kanada menunjukkan bahwa virus itu dibawa ke negara itu oleh pengunjung AS. Institut Pasteur, lembaga penelitian Prancis menemukan bahwa jenis virus yang beredar secara lokal di Prancis tidak diketahui asalnya. Tidak ada kasus yang diimpor di Rusia berasal dari Tiongkok. Departemen Kesehatan Australia mencatat bahwa hanya sebagian kecil dari kasus impor yang berasal dari Asia Timur Laut. Di Singapura, kasus-kasus yang diimpor dari Tiongkok kurang dari sepersepuluh kasus dari negara lain. Institut Penyakit Menular Nasional Jepang meyakini bahwa penyebaran epidemi di Jepang sejak awal Maret bukan dari Tiongkok.

6. Dugaan: Orang Tiongkok terinfeksi virus corona baru saat makan kelelawar.

Faktanya: Kelelawar tidak pernah menjadi bagian dari diet di Tiongkok.

◆ Klip video Internet di mana seorang pemandu wisata wanita Tiongkok minum sup kelelawar adalah bagian dari acara promosi perjalanan yang difilmkan oleh timnya di sebuah pulau kecil Pasifik pada tahun 2016 dan diposting secara online tahun itu. Sup kelelawar adalah spesialisasi lokal.

◆ Kelelawar tidak pernah menjadi bagian dari masakan Tiongkok. Pasar makanan laut Huanan Wuhan, di mana kasus-kasus kluster diidentifikasi pada awal-awal wabah, tidak menjual kelelawar.

7. Tuduhan: Tiongkok membuka kembali pasar satwa liar. Ini harus segera menutup semua "pasar basah".

Pemeriksaan Realita: Tidak ada yang disebut "pasar basah satwa liar" di Tiongkok. Tiongkok telah mengeluarkan undang-undang yang melarang semua perburuan ilegal dan perdagangan hewan liar.

◆ Pada tanggal 24 Februari 2020, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok mengadopsi keputusan untuk melarang perdagangan satwa liar secara menyeluruh dan menghapuskan konsumsi hewan liar untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat. Ini lebih lanjut menetapkan sistem komprehensif yang melarang perburuan, perdagangan dan transportasi hewan liar darat untuk tujuan konsumsi. Keputusan legislatif disambut oleh World Wildlife Fund (WWF).

https://www.worldwildlife.org/press-releases/wwf-statement-on-Tiongkok-s-revision-of-the-wildlife-protection-law

◆ Menjual binatang liar adalah ilegal di Tiongkok. Tindakan semacam itu akan segera dihentikan begitu ditemukan, dan akan dihukum sesuai dengan hukuman yang berlaku.

◆ Tidak ada yang disebut "pasar basah satwa liar" di Tiongkok. Dan nyatanya, Tiongkok bahkan tidak memiliki konsep "pasar basah". Apa yang kita miliki di Tiongkok adalah pasar petani dan pasar unggas dan makanan laut hidup. Mereka menjual ikan segar, daging, sayuran, makanan laut, dan hasil pertanian lainnya. Beberapa dari mereka menjual unggas hidup. Pada dasarnya, mereka tidak berbeda dengan pasar ikan atau pasar buah dan sayuran di negara-negara Barat. Pasar seperti itu ada tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di banyak negara lain. Mereka adalah bagian penting dari kehidupan lokal. Tidak ada hukum internasional yang membatasi pembukaan atau operasi pasar tersebut. Apa yang dibuka kembali di Wuhan adalah pasar petani tradisional.

◆ Penelitian telah menunjukkan kesamaan (homologi) yang sangat rendah antara COVID-19 dan coronavirus yang dikenal pada ternak dan unggas. Berdasarkan pemahaman ilmiah seperti itu dan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat akan produk unggas dan makanan laut hidup, Tiongkok telah memungkinkan pembukaan kembali pasar-pasar tersebut di tempat-tempat di mana langkah-langkah penahanan yang baik dilakukan sebagai prasyarat. Tiongkok sangat mementingkan pencegahan wabah. Sebagai perlindungan, otoritas yang kompeten dan pemerintah daerah telah mengambil sejumlah langkah tegas untuk memperkuat manajemen pasar tersebut. Pemerintah daerah, operator pasar dan penjual diharuskan untuk sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab masing-masing dan memastikan bahwa protokol anti-wabah yang ketat ditegakkan dengan baik di pasar-pasar ini.

Pihak berwenang yang relevan juga akan, sesuai dengan undang-undang Tiongkok tentang pencegahan wabah hewan, melakukan karantina dan pemeriksaan produk unggas dan makanan laut hidup, dan dengan ketat menerapkan semua langkah pencegahan dan pengendalian terhadap wabah hewan.

Mengingat situasi saat ini di Wuhan, Hubei, pasar makanan laut Huanan tetap ditutup.

8. Tuduhan: Penutupan dan penundaan informasi Tiongkok awalnya mengakibatkan penyebaran virus.

Faktanya: Apa yang terjadi adalah serangan tak terduga oleh virus yang tidak dikenal terhadap manusia. Butuh waktu untuk belajar dan memahaminya. Tiongkok telah memberikan informasi yang tepat waktu kepada dunia secara terbuka, transparan dan bertanggung jawab.

◆ Pada 27 Desember 2019, Dr. Zhang Jixian, direktur departemen pengobatan pernapasan dan perawatan kritis Rumah Sakit Terpadu Pengobatan Tradisional Tiongkok dan Barat Provinsi Hubei, melaporkan tiga kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui segera setelah menerima pasien. Ini adalah pelaporan pertama dari dugaan kasus penyakit baru oleh otoritas lokal Tiongkok. Pada hari yang sama, CDC Wuhan melakukan penyelidikan dan pengujian epidemiologis pada pasien yang bersangkutan.

◆ Pada tanggal 30 Desember 2019, Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengeluarkan dua pemberitahuan darurat tentang pelaporan dan pengobatan pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui.

◆ Pada tanggal 31 Desember 2019, Komisi Kesehatan Kota Wuhan merilis laporan situasi tentang pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui di Wuhan. Pada hari yang sama, Tiongkok memberitahu perwakilan WHO untuk Tiongkok bahwa kasus-kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui terdeteksi di Wuhan.

◆ Pada 3 Januari 2020, Tiongkok mulai membaritahu informasi virus corona baru secara rutin dan tepat waktu ke WHO, negara-negara lain termasuk Amerika Serikat, dan wilayah Hong Kong, Makau, dan Taiwan di Tiongkok. Tiongkok telah memberitahu situasi wabah dan langkah-langkah responsnya 30 kali kepada AS selama 3 Januari hingga 3 Februari,

◆ Setelah pemberitahuan publik pertama tentang pneumonia oleh Komisi Kesehatan Kota Wuhan pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok menyelesaikan identifikasi dan pengurutan virus pada 7 Januari 2020, dan berbagi informasi urutan genom dengan WHO dan negara-negara lain pada 11 Januari. Pada 10 Januari, Institut Virologi Wuhan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan lembaga profesional lainnya mengembangkan alat tes pada awalnya, dan meningkatkan penelitian tentang vaksin dan pengobatan yang efektif. Pada 20 Januari, Komisi Kesehatan Nasional menetapkan pneumonia virus corona baru sebagai penyakit menular menurut undang-undang. Pada 24 Januari, kasus COVID-19 mulai langsung dilaporkan secara online.

◆ Berbeda dengan langkah-langkah respon Tiongkok, pemerintah AS belum mengumumkan keadaan darurat nasional sampai 13 Maret, 70 hari setelah diberitahukan oleh Tiongkok tentang virus baru pada 3 Januari 2020, 40 hari setelah menutup perbatasannya pada 2 Februari untuk semua Warga negara Tiongkok dan warga negara asing yang telah melakukan perjalanan di Tiongkok dalam 14 hari.

◆ Pada tanggal 1 Mei, CDC AS memposting di situs webnya sebuah laporan yang disusun oleh Wakil Direktur Utama Dr. Anne Schuchat dan Tim Respons COVID-19.

Menurut laporan itu, setelah "kasus penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) pertama yang dikonfirmasi di Amerika Serikat dilaporkan pada 21 Januari 2020", "wabah itu tampaknya terkendali pada Februari, dan kemudian meningkat dengan cepat." Ini mencatat bahwa "berbagai faktor berkontribusi terhadap percepatan penyebaran selama Februari - Maret 2020, termasuk impor perjalanan yang berkelanjutan, pertemuan massal, penyebaran virus ke tempat kerja berisiko tinggi dan daerah berpenduduk padat, dan transmisi samar yang dihasilkan dari pengujian terbatas dan penyebaran asimtomatik dan presimtomatik."

9. Tuduhan: Tiongkok menangkap Dr. Li Wenliang, seorang whistle-blower, untuk menutupi penyebaran virus.

Faktanya: Dr. Li Wenliang bukan seorang whistle-blower, dan dia tidak ditangkap.

◆ Semua negara memiliki aturan ketat tentang konfirmasi penyakit menular. Ini adalah praktik umum.

◆ Undang-undang Tiongkok tentang Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Menular telah menetapkan prosedur dan aturan persetujuan yang ketat untuk pelaporan, verifikasi, dan rilis informasi penyakit menular.

◆ Dr. Zhang Jixian, seorang dokter pernapasan, adalah orang pertama yang melaporkan kasus COVID-19, dan diberikan penghargaan untuk kontribusi ini.

◆ Pada sore hari tanggal 30 Desember 2019 (tiga hari setelah Dr. Zhang Jixian melaporkan kasus-kasus infeksi yang tidak diketahui dan satu hari sebelum Wuhan merilis informasi yang relevan), Dr. Li Wenliang, seorang dokter mata, mengirim pesan kepada kelompok alumni WeChat-nya. Dia mengklaim bahwa ada "tujuh kasus SARS yang dikonfirmasi", dan meminta kelompok itu untuk tidak menyebarkan informasi. Namun, screenshot dari percakapan itu menyebar dengan cepat di Internet dan menyebabkan kepanikan.

Pada 3 Januari 2020, otoritas polisi setempat Wuhan meminta Dr. Li ke kantor polisi untuk penyelidikan, dan mendesaknya untuk berhenti menyebarkan informasi yang tidak dikonfirmasi dengan mengeluarkan surat teguran.

Pada pertengahan Januari, Dr. Li mulai menunjukkan gejala infeksi. Dan pada 31 Januari, ia dipastikan terinfeksi oleh COVID-19.

Pada 7 Februari, Dr. Li meninggal setelah semua tindakan penyelamatan gagal. Pada hari yang sama, Komisi Kesehatan Nasional secara terbuka menyatakan belasungkawa atas kematiannya. Komisi Pengawas Nasional memutuskan untuk mengirim kelompok inspeksi ke Wuhan untuk menyelidiki masalah yang berkaitan dengan Dr. Li.

Pada 19 Maret, kelompok inspeksi merilis temuannya dan mengadakan konferensi pers. Biro Keamanan Publik Wuhan mengumumkan keputusan tentang masalah ini, menunjukkan

adanya kesalahan penerapan ketentuan hukum yang relevan dalam kasus Dr. Li, dan mencabut surat teguran tersebut.

◆ Dr. Li Wenliang adalah seorang dokter yang baik. Dia adalah anggota Partai Komunis Tiongkok, bukan yang disebut "tokoh anti kemapanan". Pada tanggal 5 Maret, ia dinobatkan sebagai "petugas layanan kesehatan model nasional dalam memerangi COVID-19". Pada 2 April, ia dihormati sebagai martir.

Memberi label pada Dr. Li Wenliang sebagai "pahlawan anti kemapanan" sangat tidak hormat kepada Dr. Li dan keluarganya. Ini murni manipulasi politik tanpa rasa kesopanan. Pada tanggal 28 April, Komite Sentral Liga Pemuda Komunis Tiongkok dan Federasi Pemuda Seluruh Tiongkok bersama-sama mengeluarkan "Medali Keempat Mei" ke-24 untuk menghormati perwakilan yang luar biasa dan panutan para pemuda Tiongkok, dan Dr. Li Wenliang termasuk di antara para penerima penghargaan. The Independent Media Institute melakukan penyelidikan menyeluruh tentang bagaimana media membuat pelaporan yang tidak adil tentang Dr. Li, dan menyimpulkan bahwa tidak logis bagi media Barat untuk menggambarkan apa yang terjadi pada Dr. Li sebagai bukti penindasan pemerintah Tiongkok terhadap informasi tentang virus itu .

https://independentmediainstitute.org/growing-xenophobia-against-Tiongkok-in-the-midst-of-coronashock/?from=singlemessage&isappinstalled=0

10. Tuduhan: Tiongkok terlambat mengungkapkan informasi tentang penularan dari manusia ke manusia. Akibatnya, AS dan seluruh dunia tidak mendapatkan cukup pengetahuan tentang kecepatan dan kematian infeksi virus itu dan karena itu gagal merespon dengan cukup cepat.

Faktanya: Pesan-pesan yang disampaikan Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia telah tepat waktu dan tegas. AS tahu tentang bahayanya virus selama ini.

◆ Dibutuhkan proses ilmiah yang ketat untuk menentukan apakah virus baru dapat ditularkan dari orang ke orang.

Pada 9 Januari, sebuah kelompok ahli Tiongkok telah mengkonfirmasi ke media bahwa patogen tersebut pada awalnya ditentukan sebagai virus corona baru.

Pada 20 Januari, kelompok ahli tingkat tinggi Komisi Kesehatan Nasional memberitahu media bahwa virus corona baru bisa menular antar-manusia. Pada hari itu, AS melaporkan tidak ada kasus yang dikonfirmasi.

Pada 23 Januari, Tiongkok mengirim peringatan kuat ke dunia dengan mengkarantina Wuhan, kota berpenduduk 12 juta orang. Pada hari itu, hanya satu kasus yang dilaporkan di AS .

◆ Pada 22 Januari, WHO mengeluarkan peringatan tentang potensi penularan dari manusia ke manusia di situs webnya.

Pada 27 Januari, WHO menaikkan tingkat risiko pada tingkat global yang ditimbulkan oleh COVID-19 dari sedang ke tinggi, mencatat risiko menjadi sangat tinggi di Tiongkok maupun di tingkat regional.

Pada tanggal 30 Januari, Komite Kedaruratan Regulasi Kesehatan Internasional WHO mengadakan pertemuan dan menyatakan wabah sebagai Darurat Kesehatan Publik dari Kepedulian Internasional (PHEIC).

◆ AS adalah negara pertama yang menarik personel dari konsulat jendralnya di Wuhan dan yang pertama mengumumkan pembatasan masuk pada semua warga negara Tiongkok:

Pada 25 Januari, AS mengumumkan keputusan untuk menutup konsulat jendralnya di Wuhan dan menarik stafnya;

Pada 2 Februari, AS mengumumkan keputusan untuk menutup perbatasannya bagi semua warga negara Tiongkok dan warga negara asing yang telah ke Tiongkok dalam 14 hari sebelumnya, sementara itu hanya ada delapan kasus yang dilaporkan pada hari itu.

◆ Baru pada awal Maret pemerintah AS secara serius mengakui bahaya dan parahnya penyebaran virus ini di negara tersebut.

◆ Dalam sebuah artikel opini, Jeffrey Sachs, seorang ekonom terkenal AS dan Direktur Pusat Pembangunan Berkelanjutan di Universitas Columbia, mengkritik pemerintah AS karena membuat tuduhan sembrono terhadap Tiongkok, menyebut mereka tidak masuk akal dan berbahaya. Dia mengatakan bahwa klaim pemerintah AS bahwa Tiongkok adalah penyebab masalah Amerika adalah kebohongan besar dan kemunculan kembali McCarthyism.

https://www.jeffsachs.org/blog/m222zmwdpm83mc32ntfbgr38hml4mj

◆ Otoritas Taiwan mengklaim bahwa CDC-nya telah memperingatkan WHO tentang keberadaan penularan COVID-19 antar-manusia di email pada akhir Desember 2019, tetapi WHO menahan informasi ini dari dunia. Menanggapi tuduhan ini, Dr. Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengklarifikasi pada 4 Mei bahwa email yang dikirim dari Taiwan pada tanggal 31 Desember 2019 bukanlah peringatan, tetapi permintaan untuk informasi lebih lanjut tentang kasus pneumonia atipikal yang dilaporkan oleh berita.

https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/transcripts/who-audio-emergencies-coronavirus-press-conference-04may2020.pdf?sfvrsn=3ef4c516_4

11. Tuduhan: Tiongkok tidak transparan dalam merilis data. Jumlah resmi kasus dan kematian yang dikonfirmasi terlalu rendah untuk menjadi kenyataan, dan angka sebenarnya setidaknya 50 kali lebih banyak.

Faktanya: Tiongkok telah sepenuhnya terbuka dan transparan tentang data COVID-19. Angka-angka itu bisa ditandingkan dalam ujian sejarah.

◆ Sejak tanggal 21 Januari, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC) mulai memberi informasi harian ke masyarakat mengenai soal situasi COVID-19 satu hari sebelumnya di situs resminya dan melalui akun media sosialnya. Mulai dari 27 Januari, Gugus Tugas antar Kementerian Dewan Negara COVID-19 telah mengadakan konferensi pers harian untuk mengeluarkan informasi kunci dan menjawab pertanyaan dari media domestik dan asing. Lebih dari 3.000 konferensi pers telah diadakan di tingkat nasional dan daerah. Pejabat pemerintah, pekerja medis, pakar, dan pasien yang telah sembuh menghadapi media secara langsung tanpa menghindari pertanyaan apa pun.

http://paper.people.com.cn/rmrb/html/2020-05/05/nw.D110000renmrb_20200505_2-03.htm

◆ Data COVID-19 ini merupakan dasar penting bagi keputusan Tiongkok untuk mengejar pembukaan kembali ekonomi secara menyeluruh dengan langkah-langkah penahanan yang diperlukan dan untuk memulihkan tatanan ekonomi dan sosial yang normal. Salah satu contohnya adalah pencabutan karantina 76 hari di Wuhan setelah penurunan infeksi yang terus-menerus.

◆ Jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi di Tiongkok relatif rendah adalah hasil dari upaya paling komprehensif, ketat dan teliti yang diambil segera oleh pemerintah Tiongkok, termasuk tindakan menutup transportasi keluar dari Wuhan. Majalah The Science memperkirakan dalam salah satu laporannya bahwa tindakan ini membantu mencegah setidaknya 700.000 infeksi di Tiongkok.

◆ Pemerintah Tiongkok selalu mengutamakan warga. Dalam perjuangannya melawan COVID-19, menyelamatkan nyawa adalah prioritas nomor satu pemerintah. Tiongkok telah memperluas daya tampung rumah sakit dan fasilitas perawatan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan pasien sebanyak mungkin. Semua kasus terduga dan kontak dekat telah dikarantina di tempat yang ditunjuk untuk memutus rantai penularan dan mencegah penyebaran lebih lanjut virus . Itulah sebabnya tingkat infeksi nasional Tiongkok tetap relatif rendah. Di Provinsi Hubei saja, lebih dari 3.600 pasien berusia 80 tahun ke atas telah disembuhkan, termasuk tujuh orang yang berusia diatas seratus tahun.

◆ Pada malam 22 Januari, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mencatat di Jenewa bahwa "kerja sama dan transparansi Tiongkok sangat, sangat terpuji". Dalam sebuah wawancara dengan media AS pada bulan Maret, Dr. Bruce Aylward, Ketua Tim Misi Bersama WHO-Tiongkok tentang COVID-19, menanggapi pertanyaan tentang data resmi Tiongkok dengan mengatakan bahwa ia "tidak melihat apa pun tanda-tanda manipulasi angka. "

◆ Pada 3 Maret, Dr. Bruce Aylward, penasihat senior Direktur Jenderal WHO, mencatat dalam sebuah wawancara dengan media AS VOX bahwa Tiongkok tidak menyembunyikan apa pun. Dan data yang ia kumpulkan melalui pembicaraan dengan dokter dari berbagai rumah sakit dan pemangku kepentingan lainnya dapat membantu menguatkan data Tiongkok.

https://www.vox.com/2020/3/2/21161067/coronavirus-covid19-Tiongkok

◆ Pada tanggal 28 April, Christoffer Koch dan Ken Okamura, dua ekonom dari AS dan Inggris, bersama-sama menerbitkan sebuah makalah berdasarkan studi data dari Tiongkok, Italia dan AS. Mereka menemukan bahwa distribusi infeksi yang dikonfirmasi di Tiongkok sesuai dengan Hukum Benford dan sama seperti yang ada di AS dan Italia. Dengan demikian mereka menyimpulkan bahwa tidak ada kemungkinan manipulasi angka.

◆ Pada tanggal 29 April, Profesor Yale, Nicholas A Christakis, salah satu penulis makalah "Population Flow Drives, Spatio-temporal Distribution of COVID-19 in China" yang diterbitkan di majalah Nature, mengatakan di Twitter bahwa "Secara kebetulan, hasil ini memberi cahaya pada akurasi pelaporan COVID-19 Tiongkok , karena informasi yang diperoleh dari berbagai sumber (mobilitas telco) dapat memprediksi jumlah kasus dengan sangat baik, sesuai dengan harapan epidemiologis. "

https://twitter.com/NAChristakis/status/1255466011672879109

◆ Pada tanggal 5 Mei, Dr. Gauden Galea, perwakilan WHO di Tiongkok, mengatakan bahwa "WHO telah melakukan komunikasi teknis terus menerus dengan Tiongkok sejak 3 Januari mengenai keparahan, dinamika transmisi dan kemungkinan transmisi antara manusia-ke-manusia yang berkelanjutan, kursus klinis, dan efek perawatan, dan WHO telah memberikan informasi terperinci kepada komunitas internasional di bawah kerangka Peraturan Kesehatan Internasional (IHR). "

http://www.xinhuanet.com/politics/2020-05/06/c_1125945126.htm

12. Tuduhan: Revisi Wuhan terhadap jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi menunjukkan lagi bahwa Tiongkok menutupi sejumlah besar kasus pada awal wabah COVID-19.

Faktanya: Revisi data oleh Wuhan adalah praktik umum di dunia. Justru ini membuktikan bahwa Tiongkok bersikap terbuka, transparan dan bertanggung jawab.

◆ Pada tanggal 17 April, sesuai dengan Undang-Undang Republik Rakyat Tiongkok tentang Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Menular, Peraturan tentang Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Bahaya Kesehatan Masyarakat yang Muncul, Peraturan tentang Implementasi Undang-Undang Statistik Republik Rakyat Tiongkok dan Peraturan Administrasi Pendaftaran Informasi Kematian (untuk Implementasi Percobaan), Wuhan mengeluarkan pemberitahuan, merevisi angka kasus terkonfirmasi dengan menambah menjadi 325 kasus sehingga total menjadi 50.333, dan kasus kematian juga direvisi dengan penambahan 1.290 sehingga total 3.869.

◆ Dikarenakan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap sejarah, kepada rakyat dan kepada meraka yang meninggal karena virus corona, Wuhan berinisiatif melakukan revisi angka-angka untuk mencerminkan fakta-fakta yang telah dikumpulkannya. Ada empat penyebab kenapa sempat terjadi kesenjangan data itu:

Pertama, ketika kota itu pertama kali terkena virus, rumah sakit kebanjiran pasien dan kehabisan daya tampung. Beberapa pasien dengan demikian tidak dapat dirawat di rumah sakit dan meninggal di rumah.

Kedua, selama puncak wabah, rumah sakit mengalami kelebihan beban, dan petugas medis sibuk memberikan perawatan, mengakibatkan kasus-kasus baru yang dilaporkan terlambat, tidak memadai atau tidak akurat .

Ketiga, banyak lembaga medis yang kemudian ditunjuk untuk merawat pasien COVID-19, termasuk kedua rumah sakit di bawah pemerintah pusat, provinsi, kota dan kabupaten, serta rumah sakit yang dikelola oleh perusahaan, rumah sakit swasta dan rumah sakit kabin, sejumlah kecil lembaga-lembaga ini tidak terhubung dengan jaringan informasi yang tersedia.untuk melaporkan kasus secara tepat waktu

Keempat, ada sejumlah kasus kematian yang tidak lengkap. Sebagaian terjadi pelaporan ganda atau tidak akurat angkanya.

◆ Untuk memastikan keakuratan angka yang direvisi, Wuhan membentuk satuan tugas data besar dan epidemiologi terkait wabah. Melalui sarana online, dengan hati-hati membandingkan jumlah kasus terkonfirmasi dan kasus kematian untuk menduplikasi dan melengkapi informasi dengan memanfaatkan sepenuhnya sistem data besar wabah kota, sistem informasi layanan pemakaman, sistem informasi administrasi medis, dan pengujian asam nukleat sistem untuk COVID-19. Melalui sarana offline, mengumpulkan data lengkap dari semua tempat bersangkutan epidemi tanpa kehilangan apapun, termasuk klinik demam, rumah sakit, rumah sakit kabin, pos karantina, komunitas yang terkena wabah, serta penjara, panti jompo dan situs khusus lainnya yang dikelola oleh badan pemerintah untuk keamanan publik, peradilan dan urusan sipil. Informasi setiap kasus dikumpulkan, dan diperiksa ulang dengan lembaga medis, komunitas, kantor polisi tingkat wilayah, majikan dan keluarga pasien untuk memastikan bahwa informasi setiap kasus individu akurat.

◆ Merevisi standar statistik adalah praktik umum di dunia. Misalnya, pada tanggal 29 April, pemerintah Inggris mulai menghitung kematian yang terjadi di luar rumah sakit, dan merevisi angka-angkanya kemudian. Pada 17 April, pemerintah Spanyol menerbitkan perintah agar menyeragamkan cara mengumpulkan data di daerah dan menyatakan bahwa angka yang dipublikasikan akan direvisi.

13. Tuduhan: Tiongkok telah menyebarkan informasi salah tentang COVID-19.

Faktanya: Tiongkok selama ini terbuka dan transparan dalam rilis informasi. Sebaliknya, beberapa politisi AS, akademisi, dan media yang memusuhi Tiongkok terus memfitnah dan menyerang. Tiongkok adalah korban disinformasi.

◆ Pemerintah Tiongkok, secara terbuka, transparan dan bertanggung jawab, memberitahu komunitas internasional tentang situasi wabah, berbagi pengalaman pencegahan dan pengendalian wabah dan melakukan kerja sama internasional. Apa yang telah dilakukan Tiongkok telah mendapat pujian dari komunitas internasional.

Hingga 8 Mei, Presiden Xi Jinping telah menghadiri KTT Luar Biasa G20 tentang COVID-19 dan telah melakukan 49 panggilan telepon dengan 39 pemimpin negara dan kepala organisasi internasional; Perdana Menteri Li Keqiang telah melakukan 13 panggilan telepon dengan 11 pemimpin negara dan kepala organisasi internasional, dan menghadiri KTT Khusus ASEAN dan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan tentang COVID-19; Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Wang Yi telah berbicara dengan 48 menteri luar negeri dan kepala organisasi internasional melalui 80 panggilan telepon.

Keterbukaan Tiongkok dalam berbagi pengalaman bermanfaat dalam pencegahan dan pengendalian wabah dengan dunia, dan kontribusinya penting dalam kerjasama Internasionak melawan epidemi telah mendapat tepuk tangan dari semua pihak.

◆ Pada tanggal 27 April, Richard Horton, pemimpin redaksi jurnal medis The Lancet, mengatakan dalam sebuah wawancara online dengan CNN bahwa ketika Tiongkok mendapatkan informasi tentang virus corona, ia segera memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia pada 31 Desember 2019. Mr Horton juga menambahkan bahwa, "kita harus berterima kasih kepada pihak berwenang di Tiongkok dan kita harus berterima kasih kepada Organisasi Kesehatan Dunia, karena mereka telah memperingatkan dunia tentang keseriusan pandemi ini secara maksimal."

◆ Tijjani Muhammad-Bande, Ketua Majelis Umum ke-74 Perserikatan Bangsa-Bangsa, ketika menghadiri KTT Uni Afrika ke-33 di Ethiopia, mengatakan bahwa Misi Permanen Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah melaporkan perincian situasi epidemi kepada PBB. Presiden Bande menunjukkan bahwa rilis informasi COVID-19 yang tepat waktu dan transparan oleh pemerintah Tiongkok telah membantu dunia mengenal situasi wabah di Tiongkok dan berkondusif untuk kerja sama multilateral melawan virus.

◆ Pada tanggal 20 April, The Grayzone, situs web berita independen yang berbasis di AS, mengungkapkan bagaimana para jurnalis konservatif berkolaborasi dengan pemerintah AS dalam kampanye disinformasi melawan Tiongkok: Wartawan Washington Post Josh Rogin, yang telah berulang kali membuat berita palsu, mengarang artikel yang meragukan pada 14 April. Dalam artikel itu, ia mengambil telegram dari kedutaan besar AS di Beijing dan secara cerdik mengidentifikasi elemen anti-Tiongkok sebagai "ilmuwan penelitian". Pada malam 15 April, Senator Partai Republik Tom Cotton melayangkan teori konspirasi, dan mengklaim bahwa pemerintah Tiongkok harus dibuat untuk membayar harganya untuk semua kerugian yang disebabkan oleh COVID-19. Pada 17 April, Sekretaris Negara Mike Pompeo membawa teori tak berdasar ke panggung global, menuntut akses ke Institut Virologi Wuhan untuk diselidiki.

https://thegrayzone.com/2020/04/20/trump-media-chinese-lab-coronavirus-conspiracy/amp/?__twitter_impression=true

14. Tuduhan: Sistem politik Tiongkok adalah akar penyebab masalah.

Faktanya: Virus tidak membedakan ideologi atau sistem sosial. Partai Komunis Tiongkok (CPC) dan pemerintah Tiongkok telah memainkan peran yang menentukan dan kritis dalam memimpin rakyat Tiongkok dalam perjuangan yang berhasil melawan COVID-19. Sistem politik Tiongkok, yang berhasil menyatukan dan memobilisasi 1,4 miliar penduduk di wilayah seluas 9,6 juta kilometer persegi, memberikan jaminan politik yang kuat bagi Tiongkok untuk mengatasi kesulitan khas negara berkembang dan mengumpulkan semua kekuatan dan sumber daya yang tersedia untuk memenangkan pertempuran melawan virus. Apa yang terjadi menunjukkan bahwa sistem sosial dan jalur pembangunan yang dipilih oleh rakyat Tiongkok sesuai dengan kondisi nasional Tiongkok dan bahwa CPC menikmati dukungan yang kuat dan luas dari rakyat Tiongkok. Dan Tiongkok tidak memiliki niat untuk mengekspor sistem politiknya.

◆ Pada 23 Januari, komando pencegahan dan pengendalian COVID-19 kota Wuhan mengumumkan penangguhan sementara perjalanan keluar dari kota Wuhan. Dua hari kemudian, 30 provinsi, daerah otonom dan kota di Tiongkok mengaktifkan respons penyakit tingkat tertinggi. Sejak 24 Januari, 42.000 pekerja medis dari 330 tim medis di seluruh Tiongkok, bergagas ke Provinsi Hubei untuk bergabung dalam perang melawan epidemi. Pada malam 25 Januari, tiga tim medis dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terbang ke Wuhan dari Shanghai, Chongqing, dan Xi'an. Sembilan belas provinsi berpasangan dengan 16 kota dan prefektur Hubei selain Wuhan dalam pertempuran melawan virus. Dari seluruh negeri, pasokan medis utama dan kebutuhan sehari-hari dikirimkan ke Hubei dengan mantap.

◆ Tiongkok mengumpulkan sumber daya manusia dan material dalam jumlah besar untuk membangun Rumah Sakit Huoshenshan dengan 1.000 tempat tidur dalam 10 hari dan Rumah Sakit Leishenshan dengan 1.600 tempat tidur dalam 15 hari. Dengan kecepatan rata-rata membangun satu rumah sakit dalam satu setengah hari, totalnya 16 rumah sakit kabin telah dibangun untuk menampung lebih dari 13.000 pasien.

◆ Pada tahap awal wabah, Tiongkok telah berhasil memastikan deteksi dini, pelaporan dini, karantina dini, dan pengobatan dini untuk kasus COVID-19. Sumber daya manusia dan material terbaik terkonsentrasi pada perawatan pasien dengan kondisi parah. Penyaringan kasus tanpa gejala dilaksanakan di setiap komunitas perumahan, dan manajemen berbasis grid diadopsi untuk memastikan semuanya memiliki akses pengujian, karantina, dan perawatan rumah sakit.

◆ Lebih dari 44.500 pejabat Partai Komunis Tiongkok tingkat primer di Wuhan dikirim ke 13.800 komunitas perumahan, membangun garis pertahanan yang kuat terhadap virus. Langkah-langkah menjaga jarak sosial telah didukung dan diamati secara ketat di seluruh negeri, secara efektif membatasi penyebaran virus.

◆ Upaya Tiongkok melawan COVID-19 sangat dipuji oleh komunitas internasional. Ketika bertemu dengan Presiden Xi Jinping pada 28 Januari, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros mencatat bahwa kecepatan tinggi dan skala besar respon Tiongkok jarang terlihat di dunia, menunjukkan kecepatan, skala, dan efisiensi Tiongkok. Pengalaman Tiongkok layak dipelajari untuk negara lain. Selama konferensi pers di markas AU pada 8 Februari, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga memuji Tiongkok atas upaya "luar biasa" untuk mengendalikan virus.

◆ Pada konferensi pers Misi Bersama WHO-Tiongkok tentang COVID-19 pada 24 Februari, Dr. Bruce Aylward, Penasihat Senior untuk Direktur Jenderal WHO, mengatakan bahwa Tiongkok telah meluncurkan upaya penanggulangan penyakit yang paling ambisius, gesit dan ketat dalam sejarah . Pendekatan berani Tiongkok telah mengubah arah penyakit dan merupakan satu-satunya langkah sukses yang kita tahu sejauh ini terhadap COVID-19.

◆ Pada tanggal 6 Mei, agen wawasan yang berbasis di Singapura, Blackbox Research, bersama dengan lembaga riset pasar Toluna merilis survei online terhadap 12.500 orang di 23 negara. Para responden diminta untuk menilai tindakan penanggulangan virus corona pemerintah mereka dengan empat indikator utama: kepemimpinan politik, kepemimpinan perusahaan, masyarakat dan media. Hasil survei menunjukkan bahwa

Tiongkok daratan menduduki peringkat tertinggi dengan skor 85 dari 100. 85% responden di Tiongkok daratan menyatakan keyakinannya bahwa Tiongkok akan menjadi lebih kuat dalam krisis.

https://www.cnbc.com/2020/05/07/coronavirus-Tiongkok-vietnam-uae-top-list-as-citizens-rank-government-response.html

15. Tuduhan: Tiongkok mengusir jurnalis AS untuk menyembunyikan kebenaran tentang COVID-19.

Faktanya: Tindakan Tiongkok adalah tanggapan terhadap penindasan jangka panjang AS terhadap media Tiongkok di AS, terutama pengusiran baru-baru ini terhadap 60 jurnalis Tiongkok. Tiongkok telah merilis informasi secara terbuka, transparan, bertanggung jawab, dan tepat waktu.

◆ AS telah meningkatkan pukulan politiknya terhadap agensi media Tiongkok di AS. Pada Desember 2018, Kementerian Kehakiman AS mendaftarkan China International Television(CGTN) berbasis di Amerika sebagai "agen asing". Pada 18 Februari 2020, Kementerian Luar Negeri AS menunjuk lima agensi media Tiongkok di AS, termasuk Kantor Berita Xinhua, sebagai "misi asing".

◆ AS telah mengadopsi kebijakan visa diskriminatif terhadap jurnalis Tiongkok. Misalnya, hanya memberikan visa sekali masuk untuk jurnalis Tiongkok yang berbasis di AS. Sejak 2018, aplikasi visa lebih dari 30 jurnalis Tiongkok telah ditunda tanpa batas waktu atau bahkan ditolak oleh AS.

◆ Pada tanggal 2 Maret 2020, Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan bahwa mulai dari 13 Maret akan mengurangi 40% personil Tiongkok dari lima agensi media Tiongkok di Amerika Serikat yang disebut sebagai "misi asing",, Ini sama dengan pengusiran 60 jurnalis Tiongkok secara de facto.

◆ Sejak COVID-19 dimulai, Tiongkok telah memperbarui data relevan secara online setiap hari secara terbuka, transparan dan bertanggung jawab. Setiap hari kerja, jurnalis asing yang berbasis di Tiongkok dapat menghadiri konferensi pers yang diadakan oleh Gugus Tugas antar Kementerian Dewan Negara, Kantor Informasi Dewan Negara, dan Kementerian Luar Negeri, di mana mereka dapat mengajukan pertanyaan apapun terkait COVID-19 Mereka telah melakukan wawancara dengan pejabat dari pemerintah pusat dan daerah serta para ahli dan peneliti. Banyak jurnalis asing yang ditempatkan di Tiongkok melakukan wawancara ke Wuhan dan telah menerbitkan banyak laporan dengan mengumpulkan informasi dari sumber pertama. Semua fakta ini menunjukkan bahwa dunia memiliki akses tanpa hambatan untuk mendapat informasi wabah di Tiongkok.

◆ Tiongkok selalu menerima wawancara dan pelaporan yang dilakukan oleh media asing dan jurnalis di negara tersebut sesuai dengan hukum dan peraturan. Kami akan terus memberi mereka fasilitasi dan bantuan. Yang kami lawan adalah bias ideologis terhadap Tiongkok, berita palsu yang dibuat dengan dalih kebebasan pers, dan tindakan yang melanggar etika jurnalisme.

16. Tuduhan: Tiongkok mengendalikan dan menyuap WHO.

Faktanya: Tiongkok dengan tegas mendukung multilateralisme. Kami selama ini selalu berkomunikasi dan bekerja sama dengan WHO. Tetapi kami tidak pernah mencoba memanipulasi organisasi. Penangguhan pendanaan oleh AS, kontributor terbesar bagi WHO, telah banyak ditentang oleh komunitas internasional.

◆ WHO adalah badan khusus PBB yang bertanggung jawab untuk keamanan kesehatan masyarakat dan memiliki 194 negara anggota.Dari tim kepemimpinan WHO yang berjumlah 21orang, 11 orang berasal dari AS, Uni Eropa, Kanada, dan Australia, dan hanya satu yang berasal dari Tiongkok. Mereka semua adalah dokter terlatih atau praktek, ahli epidemiologi, petugas penyelamat dan ahli kesehatan masyarakat.

https://www.who.int/dg/who-headquarters-leadership-team

◆ Dari tahun 2018 hingga 2019, Jumlah iuran keanggotaan Tiongkok di WHO berada di peringkatan terbesar ketiga setelah AS dan Jepang. Menurut WHO, iuran keanggotaan hanya menyumbang kurang dari seperempat dari total pendanaannya, dan sisanya berasal dari kontribusi sukarela. Dengan kedua sumber dana dihitung, Tiongkok adalah kontributor terbesar kesembilan. Dan jika sumbangan dari bisnis dan organisasi non-pemerintah juga diperhitungkan, peringkat Tiongkok akan lebih rendah.

17. Tuduhan: Taiwan memberi peringatan kepada WHO tentang penularan COVID-19 dari manusia ke manusia pada tanggal 31 Desember 2019, tetapi tidak ditanggapi dengan serius.

Faktanya: Wilayah Taiwan di Tiongkok tidak mengirimkan peringatan kepada WHO. Apa yang dilakukannya adalah meminta lebih banyak informasi dari organisasi setelah Komisi Kesehatan Kota Wuhan melaporkan penyakit itu.

◆ Setelah Wuhan melaporkan kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui pada tanggal 31 Desember 2019, departemen kesehatan setempat di Taiwan mengirim surat ke Komisi Kesehatan Nasional (NHC) untuk menanyakan informasi yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Kota Wuhan. NHC segera merespons secara tertulis melalui titik kontak yang ditentukan dalam Perjanjian Kerjasama Lintas Selat tentang Kedokteran dan Urusan Kesehatan Masyarakat. Pada hari yang sama, departemen kesehatan di Taiwan mengirim apa yang disebut "email peringatan" ke WHO. Email itu tidak merujuk pada penularan dari manusia ke manusia, tetapi meminta informasi dari WHO. Fakta-faktanya jelas. Daratan Tiongkok pertama kali merilis informasi, dan departemen kesehatan di Taiwan hanya menyampaikan kembali pesan itu. Tidak ada yang namanya "Taiwan melaporkan ke WHO terlebih dahulu".

◆ WHO berulang kali menegaskan bahwa wilayah Taiwan di Tiongkok tidak memberikan "peringatan", tetapi murni meminta informasi yang relevan. WHO sudah menerima beberapa email permintaan dari pihak lain sebelum Taiwan mengirim email. Pada 20 April, WHO sekali lagi mengklarifikasi masalah ini pada konferensi persnya, mencatat bahwa baru pada 21 Januari kasus COVID-19 pertama dikonfirmasi di wilayah Taiwan. Sebelum itu, Taiwan tidak memiliki informasi tangan pertama tentang kasus klinis, apalagi kemampuan untuk menentukan apakah ada penularan dari manusia ke manusia.

18. Tuduhan: Tiongkok telah memblokir upaya Taiwan untuk bergabung dengan WHO, sehingga membahayakan kesehatan rakyat di Taiwan.

Faktanyta: Taiwan, yang menjadi bagian dari Tiongkok, tidak memiliki hak untuk bergabung dengan WHO, yang syarat keanggotaannya adalah negara berdaulat. Saluran kerjasama teknis antara Taiwan Tiongkok dan WHO tidak terhalang.

◆ Hanya Negara Anggota PBB yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan WHO, badan khusus PBB yang terdiri dari negara-negara berdaulat. Taiwan, sebagai bagian dari Tiongkok, tidak memiliki hak untuk mengajukan keanggotaan WHO.

◆ Ketika Tiongkok bergabung dengan Peraturan Kesehatan Internasional (2005) (IHR), telah menyatakan bahwa IHR berlaku untuk seluruh wilayah Republik Rakyat Tiongkok, termasuk Wilayah Administratif Khusus Hong Kong, Wilayah Administratif Khusus Makau dan Provinsi Taiwan.

◆ Menurut konsensus yang dicapai antara pemerintah Tiongkok dan WHO, Titik Kontak IHR WHO telah dibentuk di Taiwan Tiongkok dan wilayah tersebut memiliki akun untuk mengakses Situs Informasi Acara WHO untuk pembaruan tepat waktu tentang kedaruratan kesehatan masyarakat global yang dikeluarkan oleh WHO. Tidak ada hambatan untuk kerja sama teknis antara Taiwan Tiongkok dan WHO. Selama awal 2019 hingga awal Mei 2020, 24 kali orang dari 16 kelompok ahli Taiwan menghadiri konferensi teknis yang diadakan oleh WHO.

◆ Sejak awal COVID-19, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok telah memberikan informasi yang tepat waktu ke wilayah Taiwan. Pada 6 Mei, daratan Tiongkok telah memperbarui informasi kepada Taiwan 148 kali. Pada pertengahan Januari, daratan mengatur kunjungan lapangan ke Wuhan untuk para ahli dari Taiwan untuk membantu mereka mempelajari lebih lanjut tentang diagnosis dan pengobatan kasus yang dikonfirmasi dan tindakan respons COVID-19.

19. Tuduhan: Tiongkok bertanggung jawab atas penyebaran global COVID-19. Harus ada investigasi dan gugatan terhadap Tiongkok agar meminta pertanggungjawabannya membayar ganti rugi .

Faktanya: Tidak ada dasar hukum untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok dan memerintahkannya membayar ganti rugi wabah COVID-19. Pada dasarnya, beberapa politisi AS berusaha untuk mengalihkan kesalahan dari agenda politik domestik.

◆ COVID-19 adalah bencana alam, bukan buatan manusia. Tiongkok, seperti negara lain, adalah korban, bukan pelakunya.

◆ Pandemi adalah keadaan darurat kesehatan masyarakat global. Tidak ada yang namanya "tanggung jawab negara" dari negara pertama yang melaporkan kasus. HIV / AIDS pertama kali terdeteksi di AS pada 1980-an dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia, tetapi komunitas internasional tidak pernah menuntut AS untuk bertanggung jawab atau membayar ganti rugi.

◆ AS tidak memiliki dasar hukum untuk menuntut Tiongkok bertanggung jawab atau membayar ganti rugi wabah COVID-19. Menurut hukum internasional, tanggung jawab negara terjadi ketika tindakan negara yang bertanggung jawab melanggar hukum internasional dan ada hubungan sebab akibat antara tindakan tersebut dan kerugian yang diderita oleh negara yang terdampak. Tindakan Tiongkok terhadap COVID-19 tidak melanggar hukum internasional apa pun, juga tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan kerugian yang mungkin diderita AS karena wabah besar virus tersebut. Apa yang disebut investigasi dari AS ke Tiongkok didasarkan pada praduga bersalah.

◆ Tidak ada kesepakatan atau perjanjian bilateral antara Tiongkok dan AS tentang kesehatan masyarakat dan kejadian darurat. Dengan demikian, tidak ada pelanggaran kewajiban bilateral. Meskipun Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) hanya mewajibkan negara pihak untuk memberitahu WHO tentang peristiwa kesehatan masyarakat, Tiongkok masih memberi AS informasi terkini tentang wabah secara terus menerus. AS adalah salah satu negara pertama yang diberi informasi tentang wabah di Tiongkok dan sejak itu menerima pembaruan terus menerus. Dalam menghadapi COVID-19, Tiongkok selama ini bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan rasa tanggung jawab. Merilis informasi dan memberitahu WHO, mengambil langkah-langkah yang paling komprehensif, ketat dan teliti, dan dengan setia memenuhi tugas dan kewajibannya di bawah IHR.

◆ Apa yang disebut gugatan dari AS tidak memiliki dasar faktual dan juga bertentangan dengan prinsip hukum umum. Menurut prinsip kesetaraan berdaulat dalam hukum internasional, tindakan berdaulat oleh pemerintah di semua tingkatan di Tiongkok dalam menanggapi COVID-19 tidak tunduk pada yurisdiksi pengadilan AS. Gugatan yang tidak beralasan itu tidak kondusif untuk pencegahan dan pengendalian epidemi di AS, dan juga bertentangan dengan kerja sama internasional dalam memerangi COVID-19.

◆ Pada tanggal 4 Mei, salah satu majalah top dunia, Nature, menerbitkan sebuah studi oleh para ahli dari Tiongkok, AS, dan Inggris, yang menurut kerangka pemodelannya bahwa tiga tindakan intervensi non-farmasi (NPI) utama (pembatasan perjalanan kota, identifikasi dan isolasi kasus awal, pembatasan kontak dan jarak sosial) yang diambil oleh Tiongkok tidak hanya mengekang penyebaran COVID-19 di Tiongkok, tetapi juga membeli waktu berharga bagi dunia. Studi ini menunjukkan bahwa jika NPI gabungan tidak diterapkan, jumlah kasus COVID-19 di Tiongkok kemungkinan akan meningkat 67 kali lipat menjadi lebih dari 7 juta.

20. Tuduhan: Tiongkok telah menimbun persediaan medis, mengambil untung dari COVID-19, meningkatkan penyaringan ekspor bahan-bahan medis dan membatasi ekspor pasokan, khususnya ventilator, menyebabkan kekurangan pasokan di AS.

Faktanya: Meskipun masih ada tugas yang berat untuk memerangi COVID-19 di dalam negeri, Tiongkok telah menyediakan pasokan medis ke negara lain dengan kemampuan terbaiknya.

◆ Pemerintah Tiongkok beserta rakyatnya telah menyediakan banyak pengiriman pasokan medis yang sangat dibutuhkan ke lebih dari 150 negara dan organisasi internasional, dan upaya ini masih berlangsung. Tiongkok juga memanfaatkan kapasitas produksinya yang kuat dan segera membuka pasar pasokan medis dan saluran ekspor

.

◆ Menurut Kementerian Perdagangan Tiongkok, mulai dari 1 Maret hingga 6 Mei, Tiongkok telah memenuhi pesanan ekspor untuk pasokan anti-wabah dari 194 negara dan wilayah. Di antara mereka, 77 negara dan wilayah serta 6 organisasi internasional telah menandatangani perjanjian pengadaan komersial dengan Tiongkok melalui saluran resmi untuk 216 pengiriman pasokan medis. Diskusi sedang berlangsung antara perusahaan Tiongkok dan 71 negara dan wilayah serta 8 organisasi internasional untuk pengadaan 128 pengiriman pasokan.

◆ Menurut statistik dari Administrasi Umum Kepabeanan, dari 1 Maret hingga 30 April, Tiongkok mengekspor 71,2 miliar yuan persediaan anti-wabah, termasuk 27,8 miliar masker, 130 juta pakaian pelindung, 73,41 juta alat uji asam nukleat, 12,57 juta inframerah termometer, 49.100 ventilator, 124.000 monitor pasien, 43.630.000 kacamata dan 854 juta sarung tangan bedah.

◆ Statistik dari Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa dari 1 Maret hingga 5 Mei, Tiongkok mengekspor 6,6 miliar masker ke AS, 344 juta pasang sarung tangan bedah, 44,09 juta pakaian pelindung, 6,75 juta kacamata, dan hampir 7.500 ventilator.

◆ Statistik awal menunjukkan bahwa hingga 6 Mei, provinsi Tiongkok, daerah otonom dan kota madya, lembaga dan perusahaan telah menyumbang ke 30 negara bagian dan 55 kota di AS , lebih dari 9,6 juta masker, 500.000 alat uji, 305.900 pasang sarung tangan medis dan lainnya, dan 133.500 kacamata.

◆ Tiongkok tidak membatasi ekspor pasokan medis. Langkah-langkah kebijakan seperti penguatan lebih lanjut pengawasan kualitas pasokan pencegah epidemi dikeluarkan bukan untuk membatasi ekspor, tetapi untuk lebih memperkuat kontrol kualitas pasokan medis dan memastikan ekspor yang lancar dan diatur dengan baik.

◆ Kapasitas Tiongkok untuk memproduksi ventilator invasif juga terbatas dan ada beberapa suku cabangnya harus diimpor karena kekurangan pasokan. Maka dari itu, perusahaan masih sedang berdiskusi dengan pasar impor dan pemerintah Tiongkok tidak pernah membatasi ekspor ventilator ini.

21. Tuduhan: Bantuan Tiongkok ke negara-negara lain bermaksud untuk melayani tujuan politik dan propagandanya.

Faktanya: Tiongkok memberikan bantuan ke negara-negara lain untuk membalas kebaikannya dalam mendukung Tiongkok melawan COVID-19. Hal ini juga merupakan langkah praktis untuk mewujudkan visi membangun komunitas senasib sepenanggungan bagi umat manusia.

◆ Tiongkok telah berbagi pengalaman pencegahan dan pengendalian secara luas, menyediakan pasokan perlindungan medis. mengirim tim medis ke negara lain. Hingga pertengahan Mei, Tiongkok telah meluncurkan pusat pengetahuan online, menerbitkan tujuh edisi rancang diagnostik dan enam edisi rencana pencegahan dan pengendalian, menyiapkan dua miliar yuan duna khusus untuk kerja sama COVID-19. Para ahli medis Tiongkok telah mengadakan lebih dari 120 konferensi video dengan rekan-rekan mereka dari 160 lebih negara dan organisasi internasional. Tiongkok telah mengirim pasokan medis ke lebih dari 150 negara dan organisasi internasional dan 21 tim medis ke 19 negara. Mereka telah membentuk tim pakar bersama dengan EU dan mekanisme kerjasama dengan Korea Selatan Tiongkok telah menyumbangkan USD 50 juta dalam bentuk tunai kepada WHO. Dengan menanggapi inisiatif penangguhan layanan utang untuk negara-negara termiskin yang diadopsi pada pertemuan G20 baru-baru ini, Tiongkok telah sepakat untuk menunda pembayaran utang pokok dan bunga untuk 77 negara-negara berkembang yang jatuh tempo dari 1 Mei hingga akhir 2020. Tindakan dukungan dan bantuan Tiongkok telah diakui secara luas oleh komunitas internasional, karena mereka menunjukkan semangat solidaritas dan bantuan timbal balik di masa-masa sulit dan menyoroti pentingnya membangun komunitas senasib sepenanggunan bagi umat manusia.

22. Tuduhan: Tiongkok ikut campur dalam pemilihan AS dan sedang mencoba segala cara untuk menghentikan Trump erpilih kembali.

Faktanya: Tiongkok mengikuti prinsip tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain. Beberapa politisi AS menyerang Tiongkok sebagai taktik pemilu

◆ Tiongkok mengejar kebijakan perdamaian luar negeri yang independen, dan menganut prinsip tidak campur tangan dalam urusan internal negara lain. Pemilihan AS adalah masalah internalnya. Tiongkok tidak pernah ikut campur dalam hal itu, dan tidak tertarik untuk melakukannya.

◆ Politico mengungkapkan bahwa National Republican Senatorial Committee telah mengirim memo kampanye setebal 57 halaman, menasihati para kandidat GOP untuk mengatasi krisis virus corona dengan menyerang Tiongkok secara agresif. Memo itu menekankan pada tiga cara utama penyerangan: Pertama-tama, Tiongkok menyebabkan virus "dengan menutupinya", kedua, Democrat telah "lunak terhadap Tiongkok", ketiga, Republicans akan "mendorong sanksi terhadap Tiongkok karena perannya dalam menyebarkan pandemi ini". Republican telah mengindikasikan dalam memo tersebut bahwa mereka berencana menjadikan Tiongkok sebagai pusat kampanye 2020. Semua ini menunjukkan bahwa membingkai dan menyerang Tiongkok telah menjadi "pendekatan seluruh pemerintah" dari kampanye Republican.

https://www.politico.com/news/2020/04/24/gop-memo-anti-Tiongkok-coronavirus-207244

23. Tuduhan: Dengan mewajibkan eksportir masker, alat uji dan ventilator untuk menyerahkan pernyataan tentang deklarasi bea cukai, Tiongkok pada dasarnya melarang ekspor pasokan untuk COVID-19.

Faktanya: Tujuan dari persyaratan ini bertujuan untuk pengawasan kualitas yang lebih baik.

◆ Kontrol kualitas yang ketat sangatlah penting dalam memproduksi dan penyediaan barang-barang anti-wabah, karena nyawa rakyat di negara dan wilayah yang terkena dampak akan dipertaruhkan.

◆ Pemerintah Tiongkok sangat mementingkan kualitas dan keamanan pasokan medis. Otoritas terkait telah meningkatkan tindakan bersama untuk memperketat kontrol kualitas untuk ekspor medis dan memastikan prosedur ekspor yang tepat. Dengan menindak barang-barang di bawah standar, niat buruk dan perilaku ilegal, Tiongkok telah memastikan kualitas ekspor medis untuk lebih mendukung pencegahan dan pengendalian global terhadap COVID-19.

◆ Langkah-langkah ini memberikan hasil yang baik dan menerima komentar positif dari komunitas internasional. Tiongkok tidak membatasi ekspornya, dan tidak memiliki niat untuk melakukannya. Sambil memastikan kualitas ekspor ini, otoritas bea cukai Tiongkok telah mengambil langkah-langkah untuk mempercepat bea cukai dan lebih meningkatkan fasilitas.

Tuduhan: Provinsi Guangdong Tiongkok mengambil tindakan diskriminatif terhadap orang Afrika di sana.

Faktanya: Tindakan pencegahan dan pengendalian COVID-19 Tiongkok berlaku untuk orang Tiongkok dan orang asing tanpa diskriminasi. Tiongkok mengikuti kebijakan tanpa toleransi terhadap kata-kata dan tindakan diskriminatif.

◆ Terlepas dari kesulitannya sendiri, Tiongkok telah memberikan perhatian dan perlindungan kepada semua orang Afrika di Tiongkok, terutama siswa Afrika. Lebih dari 3.000 siswa Afrika di Provinsi Hubei termasuk Wuhan semuanya aman dan sehat, kecuali satu siswa yang tertular virus namun segera sembuh.

◆ Hingga 13 April, Guangzhou telah melaporkan 26 kasus impor di antara warga negara asing, termasuk 19 warga Afrika. Tiongkok telha memperkuat pengujian dan langkah-langkah pencegahan untuk warga negara Tiongkok dan semua warga negara asing di Tiongkok. Mereka tidak ditargetkan pada kebangsaan atau ras apa pun. Tujuannya adalah untuk melindungi kesehatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa insiden terisolasi yang terjadi dalam proses ini karena miskomunikasi atau kesalahpahaman yang telah ditangani secara tepat waktu dan semestinya melalui komunikasi yang erat antara otoritas Tiongkok yang relevan dan pejabat pemerintah negara-negara Afrika yang bersangkutan. Pada tanggal 18 April, dekan Korps Konsulat Afrika di Guangzhou mengkonfirmasi bahwa Provinsi Guangdong dan Kota Guangzhou telah mengambil beberapa langkah untuk melindungi hak dan kepentingan ekspatriat Afrika di sana.

◆ Pada 13 April, Ketua Komisi AU Moussa Faki Mahamat mengatakan bahwa Afrika dan Tiongkok adalah teman sekaligus kawan ipar yang nasibnya terkait erat. Dia percaya bahwa Tiongkok bukanlah negara yang akan mengambil tindakan diskriminatif. Beberapa utusan Afrika di Tiongkok telah mencatat bahwa persahabatan yang mendalam antara Afrika dan Tiongkok telah bertahan dalam ujian perubahan dan bahwa tidak ada kekuatan eksternal yang dapat menghentikan persahabatan antara Afrika dan Tiongkok.

◆ Menurut laporan BBC pada 17 April, sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan pasangan Kenya diserang di jalan-jalan Wuhan akibat stigma COVID-19 yang sebenarnya rekam di New York.